Beritasantai.com | Kalau kamu main media sosial, entah itu Instagram, TikTok, Twitter (eh, sekarang X), atau bahkan Facebook yang udah kayak kos-kosan bapak-bapak, pasti ada satu kebiasaan netizen yang nggak bisa ditahan: scroll ke kolom komentar.
Iya, kadang video atau fotonya belum selesai ditonton, tapi jari-jari netizen udah refleks nyelonong ke bawah. Pertanyaannya: apa sih yang sebenarnya dicari netizen di kolom komentar? Apakah ilmu pengetahuan? Apakah fakta tersembunyi? Atau sekadar bahan ghibah gratisan? Yuk kita bahas ala santai +62 style!
1. Validasi: “Gue doang apa semua mikir gini?”
Netizen sering masuk kolom komentar bukan untuk dapet informasi, tapi buat nyari teman seperasaan. Misalnya ada video orang makan mie instan dicampur cokelat. Reaksi pertama: “Ih jijik banget.”
Tapi, bukannya ditutup, netizen justru langsung scroll ke komentar. Kenapa? Karena pengen tahu, ada nggak sih orang lain yang juga mikir “ini nggak masuk akal”? Kalau ada seribu komentar bilang “iiiiih sama, jijik banget!”, hati jadi tenang.
Kolom komentar itu kayak ruang konseling massal, tempat semua orang nyari validasi. Jadi jangan heran kalau isinya sering repetitif:
- “Gue doang apa yang mikir kayak gini?”
- “Samaaaa wkwkwk.”
- “Akhirnya ada yang ngomong juga.”
2. Spoiler Gratis
Coba bayangin ada film baru, drama Korea viral, atau anime episode terbaru. Kadang netizen nggak kuat nunggu, jadinya mereka langsung lari ke kolom komentar buat dapet spoiler kilat.
Lucunya, ada dua tipe komentar spoiler:
- Tipe Baik Hati: kasih ringkasan tanpa merusak cerita.
“Intinya episode ini bikin nangis, siapin tisu.”
- Tipe Tukang Rusak Mood: kasih detail berlebihan.
“Pokoknya si A mati, si B ketahuan selingkuh, dan si C ternyata alien.”
Nah, yang bikin aneh, meskipun benci spoiler, tetep aja netizen scroll ke komentar. Kayak tahu racun tapi penasaran sama rasanya.
3. Komedi Alternatif
Kadang kontennya biasa aja, tapi kolom komentarnya lebih lucu daripada videonya. Netizen +62 emang punya bakat jadi stand-up comedian gratisan.
Contoh: ada video kucing jatuh ke ember. Komentar isinya:
- “Kucingnya lagi ikut audisi Ikatan Dangdut.”
- “Bisa gitu ya jatohnya elegan banget, kayak model catwalk.”
- “Fix kucing ini lagi buffering.”
Hasilnya? Orang yang awalnya males nonton video, akhirnya betah nongkrong 15 menit cuma buat baca komentar.
4. Rahasia & Fakta Tambahan
Kadang netizen masuk kolom komentar buat nyari info yang nggak ada di caption. Misalnya:
- Video viral kecelakaan → “Ada yang tahu ini kejadiannya di mana?”
- Foto artis → “Ini siapa sih? Artis baru ya?”
- Produk iklan → “Harga berapa kak? Ongkirnya bisa COD nggak?”
Netizen percaya, kalau nggak ada di caption, pasti ada di komentar. Dan benar aja, selalu ada satu akun misterius yang tiba-tiba jadi encyclopedia berjalan.
“Ini kejadiannya di Bekasi, tanggal sekian, jam sekian, bahkan tukang cilok sebelah juga sempet nongol.”
Entah mereka detektif, netizen hardcore, atau admin gosip, yang jelas keberadaan mereka menyelamatkan banyak jiwa kepo.
5. Ajang Debat Kusir
Kolom komentar juga sering jadi arena perang dunia ketiga. Bukan perang fisik, tapi perang logika ala-ala.
Contoh: ada berita harga cabai naik.
- Komentar A: “Salah pemerintah nih.”
- Komentar B: “Jangan salahin pemerintah, salahin cuaca.”
- Komentar C: “Udah lah, mending tanam cabai di pot sendiri.”
Tiga menit kemudian, kolom komentar berubah jadi rapat RT online. Semua orang merasa paling benar. Padahal ujung-ujungnya tetep aja beli cabai di pasar.
6. Tempat Cari Hiburan Gratis
Ada orang yang buka YouTube buat dengerin musik, ada yang buka TikTok buat scroll FYP. Nah, ada juga spesies netizen yang buka kolom komentar sebagai hiburan utama.
Buat mereka, komentar lucu itu lebih nagih daripada kontennya. Kadang ada reply berantai yang bisa bikin ngakak berkepanjangan, kayak gini:
- Komentar 1: “Mirip mantanku.”
- Komentar 2: “Pantes ditinggalin.”
- Komentar 3: “Tapi kayaknya mantan lo yang lebih beruntung.”
- Komentar 4: “Loh kok jadi roast battle sih?”
Dan percakapan absurd itu bisa panjang kayak novel.
7. Ghibah Halus
Mari jujur: netizen juga sering cari ghibah terselubung di komentar. Apalagi kalau topiknya artis, selebgram, atau politikus.
Kolom komentar jadi tempat nongkrong buat bisik-bisik digital. Bedanya, ini bisik-bisik tapi semua orang bisa baca.
- “Itu beneran tas branded? Kok kayak KW.”
- “Kenapa bajunya sama kayak minggu lalu?”
- “Eh kayaknya ini rumah mantannya deh.”
Ghibah offline diganti ghibah online. Bedanya, di sini semua punya mic.
8. Rasa Kepo Tak Terbendung
Sederhana aja: netizen masuk kolom komentar karena kepo. Ada video kocak → “Orang-orang lain ketawanya gimana ya?” Ada berita viral → “Pendapat netizen lain gimana ya?”
Kepo itu udah jadi naluri manusia, tapi di era medsos, kolom komentar jadi ladang emas buat memuaskan rasa penasaran.
9. Mencari “Like” di Komentar
Jangan salah, ada juga orang yang bikin komentar demi likes. Mereka ngetik bukan karena punya pendapat serius, tapi karena pengen komen mereka jadi top.
Contoh:
- “2025 masih ada yang nonton?”
- “Like biar inget balik lagi tahun depan.”
- “Admin upload jam segini, fix anak magang.”
Komentar receh kayak gini sering malah jadi yang paling banyak like.
10. Niat Baik: Kasih Dukungan
Terakhir, ada juga netizen yang tulus: masuk komentar buat kasih semangat atau apresiasi. Misalnya video orang belajar nyanyi:
- “Semangat ya, suaramu udah bagus banget.”
- “Keren! Jangan minder, lanjut terus.”
Nggak semua komentar isinya debat kusir atau roasting. Kadang netizen bisa manis juga, asal nggak lagi lapar.
Jadi?
Jadi, apa yang sebenarnya dicari netizen di kolom komentar? Jawabannya macem-macem:
- ada yang cari validasi,
- ada yang haus spoiler,
- ada yang cari hiburan,
- ada yang niat ghibah,
- bahkan ada yang beneran tulus kasih dukungan.
Kolom komentar ibarat pasar malam digital: rame, penuh suara, kadang absurd, tapi selalu bikin kita betah nongkrong.
Dan mungkin, alasan paling jujur kenapa kita semua suka baca komentar adalah: karena seringkali komentar lebih seru daripada kontennya sendiri. 😆[]